Kamis, 17 Februari 2011

esai pertamaku......


PEMIMPIN MUDA BERGENGSI

Di jaman modern seperti sekarang ini gejolak kepemimpinan muda sangatlah kurang. Hal tersebut disebabkan para generasi muda terlalu canggung untuk menjadi seorang pemimpin karena mereka di anggap tidak becus dalam memimpin oleh orang tua. Padahal peran pemuda sangat berpengaruh dalam kepemimpinan di suatu negara khususnya Indonesia.
            Sebelum kita bicara lebih jauh tentang pemimpin muda kita perlu mengetahui apa itu pemimpin. Menurut Ayyesha Khaulah Nusaibah pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain yang ada di sekitarya serta memiliki kemampuan dan otoritas manajerial. Sama-sama kita tahu bahwa pengatuh pemuda sngatlah cepat di kalangan masyarakat selama ini. Oleh karena itu, apabila seorang pemuda mau dan mampu memimpin dan memberikan pengaruh-pengaruh yang baik terhadap anggotanya ,tentu saja itu akan berakibat baik untuk ke depannya.
            Pemuda dapat diartikan sebagai manusia-manusia muda yang berumur 18-40 tahun. Namun, apakah para pemimpin-pemimpin bangsa kita dapat dikatakan muda? Saya rasa tidak. Di Indonesia telah terjadi krisis pemimpin muda. Mengapa saya katakana demikian? Karena para pemimpin di Negara Indonesia di dominasi oleh orang tua.
            Padahal perlu kita ketahui ,bahwa generasi muda mempunyai pengaruh yang kuat di suatu negara. Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Apabila para pemuda tidak diberi kesempatan untuk memimpin dan dianggap remeh kapan pemuda kita bisa maju dan berani memimpin?
            Ada pepatah yang mengatakan “Negara yang tangguh salah satunya bisa dilihat dari sosok pemudanya”. Kenapa harus pemuda? Kenapa harus pemuda? Jawabannya cukup sederhana. Karena pemuda adalah sosok yang memiliki semangat besar, daya serap dan pikir yang cepat, fisik yang masih prima dan mempunyai pengaruh yang besar .Oleh karena peranan strategis pemuda itulah Bung Karno berani mengatakan sesuatu yang masih dikenang hingga kini, “berikan kepadaku 1.000 orang tua aku sanggup mencabut Semeru dari uratnya. Tapi, berikan kepadaku 10 pemuda maka aku sanggup menggoncangkan dunia.”
            Ada juga teori yang mengatakan seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Bakat yang kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu (teori ekologikal ). Namun, demikian penyelidikan yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik dan ideal.
            Kalau demikian bagaimana ciri pemimpin yang ideal? Berikut ini adalah ciri pemimpin yang ideal :
1.      Memberikan inspirasi kepada bawahan;
2.     Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan bawahan;
3.     Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan;
4.     Menerima kewajiban-kewajiban;
5.     Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan
Dari ciri-ciri di atas, apakah pemuda mempunyainya? Saya rasa ya. Karena apa? Karena pemimpin muda mempunyai semangat yang menggabu-gebu. Para pemuda mempunyai referensi yang luas. Dari itu semua, apabila seorang pemuda memimpin suatu organisasi insya Allah organisasi tersebut dapat berkembang dengan baik.
Salah satu contoh kepemimpinan pemuda dapat kita lihat dari kinerja OSIS di sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah  atas. Program kerja yang mereka buat sangat bervariasi. Mereka tidak takut untuk membuat suatu kegiatan yang belum pernah mereka lakukan. Mereka berusaha untuk memberikan kegiatan-kegiatan yang terbaik bagi seluruh anggota.
            Ini adalah kenyataan yang ada di dekat kita. Ini seharusnya bisa menyadarkan kita bahwa para pemuda juga dapat menjadi pemimpin yang baik. Mereka memiliki kecerdasan dan intelektual yang lebih baik dari otang tua. Ada pendapat dari Patricia Patton, seorang konsultan profesional sekaligus penulis buku yang menyatakan “It took a heart, soul and brains to lead a people…” yang berarti seorang pemimpin haruslah memiliki perasaan, keutuhan jiwa dan kemampuan intelektual. Dengan perkataan lain, “modal” yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin tidak hanya intektualitas semata, namun harus didukung oleh kecerdasan emosional, komitmen pribadi, dan integritas yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan.
            Jadi, seoramg pemuda harus berani menjadi seorang pemimpin. Karena mereka memenuhi karakteristik pemimpin yang ideal. Mereka mampu untuk merubah keadaan menjadi lebih baik dengan kecerdasan,semangat dan intelektuel mereka. Sudah saatnya para pemimpin-pemimpin bangsa digantikan dengan wajah-wajah baru dari generasi pemuda. Sudah saatnya kaum tua menghapus anggapan bahwa generasi muda tidak becus menjadi pemimpin.
            Seorang pemempin tidak dilihat dan diukur dari umurnya yang tua tetapi dilihat dari kemampuan yang dimiliki. Karena umur yang tua tidak dapat menjadi patokan untuk memilih suatu pemimpin. Tetapi kemampuan dan kecerdasanlah yang dapat dijadikan patokan untuk memilih pemimpin yang baik dan ideal.

Selasa, 01 Februari 2011

my puisi........


     Menunggu detik - detik kematian   
    Sedang kesedihan dan kesengsaraan
ada di setiap aliran darahku
    Dan kegembiraan hilang diterpa angin
    yang tertawa melihatku
         Kini....
         Kebahagiaan itu telah berlalu
         Bersama berlalunya hari kemarin
         Dan kesengsaraanku akan terus ada
         Seperti hari esok
yang tak tahu kapan akan brakhir.
    Malaikat maut telah ada di depanku
    Menatap ku dengan bringas
    Ku serahkan smua dosa diri
    Dia hempaskan aku...
    Di tanah kering keronta
        Dan aku sadar
         Ajal di depanku !!!!!!!!!!!???????





                                   
---

Apa Arti Diriku di Matamu?


APA ARTI DIRIKU DI MATAMU ?
Oleh : Mei Yuniati (XD/19)


Jam telah menunjukkan pukul 22.00 ketika Nila masih sibuk belajar. Tapi matanya sudah tidak daapat diajak kompromi. Sudah beberapa kali matanya tertutup. Tapi Nila tetap memaksakan diri untuk belajar karena besok dia harus mengikuti Ulangan Semester I. Nila masih duduk di kelas X SMA Teladan Yogyakarta. Dia terkenal sebagai anak yang pintar dan cerdas. Ketika pendaftaran dulu dia memperoleh peringkat ke-3. Kring…kring…. Jam weker Nila yang dia pasang pada pukul 22.30 membangunkannya dari tidurnya. Iapun bergegas keluar dan mengambil air wudhu untuk shalat tahajud. Kemudian, ia tidur untuk memulihkan tenaga agar besok dapat mengerjakan soal dengan lancar.
            Ayam jantan berkokok, diiringi suara adzan membangunkan setiap umat muslim agar segera mengerjakan shalat. Nilapun terbangun dari tidurnya. Walau matanya enggan terbuka, namun suara adzan membuatnya tergugah untuk segera mengambil air wudhu dan mengarjakan shalat shubuh. Setelah shalat, ia segara mandi dan berkemas untuk berangkat sekolah. “Bu,Nila berangkat dulu,” kata Nila. “Iya nduk,ati-ati ya!” kata ibunya. “La bapak mana bu?’ kata Nila sebelum menjabat tangan ibunya. “Belum pulang nduk. Masih nanti jam 8,” sahut ibunya. “Ya sudah Bu. Assalammu ‘alaikum.” “Wa’alaikum salam.”
            Nila pun pergi tanpa berpamitan dengan bapaknya. Nila mengayuh sepeda mininya melewati gang-gang. Ayah Nila adalah seorang pegawai swasta di salah satu perusahaan di kota Yogyakarta. Walau ayahnya mampu membelikan Nila sepeda motor, namun ayahnya tidak mau melakukan hal itu. Pak Rosyid, ayah Nila terlalu pelit terhadap keluarganya. Termasuk kepada Nila, anak tunggalnya. Bahkan untuk makan sehari-hari saja ibu Nila yang harus menanggungnya. Ayah NIla lebih suka menghambur-hamburkan uangnya untuk kepuasannya sendiri.

* * *
Bel sekolah telah berbunyi saat Nila berjalan di koridor sekolahnya. Nila pun mempercepat langkahnya. Soal ujian telah dibagikan. Dengan teliti, Nila mengerjakan soal itu. Pada hari pertama Nila dapat dengan mudah mengerjakan soal ujian yang diberikan. Begitu juga dengan hari-hari berikutnya. Pada hari terakhir, diumumkan bahwa hari untuk remidi akan dilakukan pada hari Senin minggi depan. Selam menunggu remedial para siswa SMA Teladan mengadakan classmetting. Nila memang anak yang cerdas. Tapi ia kurang tertarik dengan organisasi di sekolahnya. Nila lebih suka mengikuti extrakulikuler. Dia mengikuti exstra teater di sekolahnya. Classmetting hari terakhir telah selesai dilaksanakan. Nila pun pulang ke rumahnya yang ada di Jl. Sosrowijayan.
“Assalammu ‘alaikum.” “Wa’alaikum salam.” Terdengar suara ibunya yang tengah menyiapkan dagangan untuk dijual esok hari. Ibu Nila hanyalah seorang pedagang sayur. Ibu Nila berjualan hanya untuk mencari uang agar dapat digunakan untuk makan sehari-hari. “Bu,punya lauk apa?” “tidak punya apa-apa nduk. Kamu buat sarimi aja ya! Hari ini ibu belum masak.” Tiba-tiba ayah Nila datang dan membuka tutup saji yang ada di meja makan. “Apa ini? Masak Cuma ada nasi saja,”kata ayah Nila sambil melotot. Lalu Pak Rosyid keluar untuk mencari makan di luar.

* * *

Hari untuk remedial ttelah tiba. Betapa kagetnya Nila saat melihat papan pengumuman. Ada salah satu mata pelajaran yang tidak tuntas yaitu Bahasa Inggris. Seketika wajahnya berubah pucat. Ia tidak dapat berkata apa-apa. Nila langsung menuju ke tempat parker dan mengambil sepedanya. Ia tinggalkan papan pengumuman yang penuh dengan orang. Ia pulang ke rumahnya dengan lesu. Setelah shalat dhuhur dan makan siang,ia bekajar untuk menghadapi remedial besok. Soal remedial yang ia kerjakan yida begitu sulit. Pada saat remedial hari terakhir, wali kelasnya membagikan undangan untuk wali murid.
Nila pulang dan memberikan undangan itu kepada bapaknya. “Ibumu saja yang mengambil raportnya. Bapak ada acra di kantor.” Lalu Pak Rosyid pergi tanpa menoleh sedikitpun kepada Nila. Nila hanya diam mendapat perlakuan seperti itu. Lalu, Nila shalat dhuhur dan kembali ke kamarnya.

***
                       
            “Nila April Kusuma!’seru wali kalas Nila. Ibu Nila berdiri dan berjalan menuju meja guru. “Ini rapotnya mohon diterima dan ini daftar ranking sekolah.” “terima kasih Pak!” setelah ibu Nila keluae, Nila yang cemas menunggu di luar langsung merebut daftar rangking yang dibawa ibunya. Nila sangat senag karena dia memperoleh peringkat ke-3 sesekolah. Ibu Rosyid juga sangat senang melihat hasil anaknya. Nila berharap ayahnya juga senang apabila mengeyahui hal itu.
            Ketika Nila dan ibunya sampai di rumah, ayah Nila sedang asyik menonton televise di ruang tengah. Nila menunjukkan raport dan daftar rangking yang di bawanya kepada ayahnya. Ayah nila melihatnya dengan teliti. “Apa ini? Kenpa Bahasa Inggrismu Cuma dapat 76? Mengapa juga kamu hanya memperoleh peringkat 3? Mengapa tidak peringkat 1? Dasar bodoh kau.” Nila tidak dapat berkata apa-apa mendengar ucapan ayahnya. Dia sangat kaget dan takut mengetshui respon ayahnya. Tanpa berkata apa-apa nila langsung pergi menuju kamarnya. Dalam hati ia berjanja, bahwa tahun depan ia akan menunjukkan kepada ayahnya kalau ia dapat memperoleh peringkat pertama.

* * *
            Dengan semabgat yang membara, Nila selalu belajar setiap malam. Soal-aoal yang dianggapnya sulit ia tanyakan kepada gurunya. Ia belajar tanpa rasa bosan. Setiap tugas ia kerjakan dengan baik. Setiap ulangan ia selalu memperoleh nilai yang baik. Walau begitu, ia masih sempat meluangkan waktu untuk sekedar berjalan-jalan dengan teman maupun pacarnya. Walau Nila cerdas, ia juga memiliki seorang pacar yang setia menemani dan mengajarinya.
            Seminggu sebelum ulangan kenaikan kelas, Nila berpuasa dan berdoa agar dia diberi kemudahan dalam mengarjakan soal-soal ujian. Ia sanagt berharap dapat masuk kejurusan IPA dan menunjukkan kepada ayahnya kalau dia tidak bodoh.
            Waktu ujian kenaikan kelas akhirnya tiba. Soal dami soal Nila kerjakan dengan lancar. Dia tidak mendapatkan kendala apapun,apalagi soal Bahasa Inggris. Nila dapat mengerjakannya dengan baik. Pacarnya yang pintar Bahasa Inggris mengajari Nila dengan sabar. Saat melihat papan pengumuman semua mata pelajaran yang dia ikuti tidak ada yang remidi. Ia tuntas disegala mata pelajaran dengan nilai di atas 85.
            Sabtu, 27 Juni 2009 adalah hari di mana raport semester II dibagi. Seperti biasa, wali kelas Nila memberikan raport dan daftar rangking kepada setiap wali murid. Ibu Nila sangat senang melihat hasil yang diperoleh anaknya. Nila juga merasa senang karena ia dapat memperoleh peringkat I di sekolahnya. Nila dan ibunya pulang dengan hati yang berbunga-bunga. Kali ini Nila sangat yakai kalau ia akan mendapatkan respon yang baik dari ayahnya.
            “pak,lihat hasil belajarku kali ini,”kata Nila dengan wajah yang berseri-seri. Ayahnya melihat raport dan dafgtar rangking dengan cermat. Setela itu, ia letakkan raport dan daftar rangking yang tadi dipeganggnya. Nila menunggu respon ayahnya dengan hati yang tidak sabar. Tapi.ayahnya langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Bahkan,sedikit senyumpun tidak terlihat di raut muka Pak Rosyid. Pak Rosyidcsama sekali tidak merasa bangga dengan hasil yang dirai anaknuya. Nila tidak tahu mengapa ayahnya bersikap seperti itu. Padahal ia sudah mendapatkan peringkat I.
            Nila sngat sedih dengan sikap ayahnya itu. Dia merasa kalau usahanya sia-sia. Tapi nila tidak putus asa. Ia terus belajar dan mempertahanjan prestasinya itu. Tapi tetap saja, Pak Rosyid mengacuhkan hal itu. Hanya ibu Nila yang selalu mendukung Nila.